Headline News

Yayah Komariah Asal Majalengka Tewas di Mesir, Keluarga Minta Pemerintah Usut Tuntas dan Tagih Keadilan

 Majalengka: Duka mendalam menyelimuti keluarga seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, setelah Yayah Komariah dilaporkan meninggal dunia di Mesir.

Keluarga korban menunjukkan foto PMI Majalengka yang meninggal di Mesir

Perempuan yang telah bertahun-tahun bekerja di negeri tersebut diduga menjadi korban penganiayaan oleh suaminya sendiri.

Keluarga kini menagih keberpihakan negara dan mendesak pemerintah Indonesia serta otoritas Mesir mengusut tuntas kasus tersebut.

Kabar mengenaskan itu pertama kali diterima keluarga pada Kamis, 4 Desember 2025, melalui seorang aktivis yang menginformasikan bahwa Yayah tewas dibunuh suaminya

Informasi tersebut kemudian diperkuat oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Mesir pada Minggu, 7 Desember 2025, yang mengonfirmasi bahwa korban meninggal dunia akibat kekerasan.

Menurut pihak keluarga, Yayah kerap berselisih dengan suaminya selama tinggal di Mesir. Perselisihan itu diduga terus membesar hingga berujung pada tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Yayah sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong. Di media sosial, beredar informasi bahwa korban tewas secara sadis dengan luka di bagian leher. Namun pihak keluarga masih menunggu penjelasan resmi dari otoritas Mesir maupun KBRI.

"Kami hanya ingin kasus ini diusut dan jenazah bisa segera dipulangkan," ujar Sri, anggota keluarga korban, dengan nada penuh harap, Kamis (11/12/2025).

Yayah Komariah diketahui dua kali bekerja sebagai PMI di Mesir, pertama pada tahun 2008 dan kembali pada 2019. Dua tahun awal keberangkatannya, komunikasi dengan keluarga masih terjalin baik.

Namun sejak membangun rumah tangga di Mesir, hubungan itu terputus hingga lebih dari 14 tahun. Keluarga baru kembali mendengar kabar tentang Yayah setelah menerima informasi kematiannya.

Kepala Desa Tegalsari, Hendi Kuswanto, membenarkan bahwa Yayah merupakan warga Blok Selasa RT 01 RW 03. Ia juga mengetahui kabar kematian tersebut dari media sosial sebelum memastikan langsung kepada keluarga.

Hendi mengungkapkan bahwa keberangkatan Yayah ke Mesir tidak tercatat dalam administrasi pemerintah desa.

"Tidak ada dokumen yang tercatat di kantor desa. Diduga keberangkatannya sebagai PMI dilakukan secara ilegal," katanya.

Baik keluarga maupun pemerintah desa berharap pemerintah pusat melalui Kementerian Luar Negeri dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) segera turun tangan.

Mereka meminta proses hukum terhadap pelaku ditegakkan sesuai hukum Mesir serta memastikan pemulangan jenazah dapat dilakukan sesegera mungkin.

Hingga berita ini diturunkan, keluarga masih menantikan perkembangan terbaru dari KBRI terkait proses hukum dan pemulangan jenazah Yayah Komariah.

Kasus ini menambah panjang daftar tragedi yang menimpa pekerja migran Indonesia di luar negeri, sekaligus menjadi pengingat pentingnya perlindungan dan pengawasan yang lebih kuat bagi para PMI.(*)
Posting Komentar