Masyarakat Diminta Waspada Berwisata Sekitar Gunung Tangkuban Perahu
Karawang : Masyarakat diminta waspada jika berwisata pada Kawasan Gunung Tangkuban Perahu. Apalagi sebentar lagi memasuki masa liburan sekolah.
![]() |
Situasi di area wisata alam Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (Foto: Dokumentasi/ANTARA/Rubby Jovan) |
Peringatan itu disampaikan Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid. Sehubungan dengan adanya peningkatan aktivitas gunung tersebut.
“Gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Subang, Jawa Barat, tersebut menunjukkan peningkatan aktivitas kegempaan dan letusan freatik. Peningkatan ini terjadi seiring dengan curah hujan tinggi yang dapat memicu kontak antara air dengan magma atau material panas di dalam gunung,” katanya, Kamis (5/6/2025).
“Erupsi freatik, dapat terjadi tanpa didahului oleh peningkatan gejala vulkanik atau bisa muncul tiba-tiba. Tentu saja ini menjadi ancaman bagi masyarakat yang berwisata ke Kawah Ratu dan Kawah Upas.”
Jika masyarakat, katanya, mencium bau gas yang menyengat atau ada erupsi freatik, maka sebaiknya tak berlama-lama di kawasan kawah aktif. Wafid, menjelaskan bahwa curah hujan yang tinggi di sekitar Tangkuban Parahu dapat meningkatkan potensi erupsi freatik.
“Proses ini karena air yang bersentuhan dengan magma dapat mengalami pemanasan yang ekstrem (super heating). Sehingga menghasilkan uap dengan tekanan sangat tinggi,” tambahnya.
“Kondisi inilah yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya erupsi freatik secara tiba-tiba. Erupsi freatik dapat disertai dengan hujan abu dan lontaran material di sekitar kawah.”
Oleh karena itu, ujar Wafid, Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi bahaya ini, terutama di area sekitar kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu. Badan Geologi telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan wisatawan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi erupsi freatik.
Masyarakat dan wisatawan, katanya, diminta untuk tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas. Selain itu, masyarakat tidak diperbolehkan menginap atau berlama-lama berada di dalam kawasan kawah-kawah aktif di kompleks Gunung Tangkuban Perahu.
Masyarakat juga diimbau untuk segera menjauhi atau meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas atau ketebalan asap kawah. “Masyarakat juga diminta terus memperhatikan perkembangan aktivitas gunung yang dikeluarkan oleh BPBD setempat dan mengikuti arahan petugas di Lokasi,” ujarnya.(*)