‘Para Perasuk’ Wakili Indonesia di Sundance Festival 2026
Jakarta: Film ‘Para Perasuk’ karya Wregas Bhanuteja resmi mewakili Indonesia dalam ajang ‘Sundance Film Festival 2026’. Karya tersebut diumumkan akan menjalani penayangan perdana dunia serta berkompetisi di kategori ‘World Cinema Dramatic Competition’.(18/12/25).
![]() |
| (Dari kiri ke kanan) Kelima pemeran utama film ‘Para Perasuk’ Chicco Kurniawan, Anggun, Angga Yunanda, Maudy Ayunda dan Bryan Domani (Foto: dokumentasi POPLICIST) |
“Kami selalu percaya bahwa cerita Indonesia punya ruang besar untuk berdiri sejajar di panggung dunia. Setelah proses yang panjang, kami bangga mengumumkan bahwa ‘Para Perasuk’ terpilih sebagai satu dari hanya sepuluh film internasional yang berkompetisi di ‘World Cinema Dramatic Competition Sundance’ 2026,” ujar produser film ‘Para Perasuk’ Iman Usman di Jakarta,pada pekan lalu.
Isman menyebut, film tersebut terpilih masuk salah satu program kompetisi paling prestisius di Sundance Film Festival. Section ini hanya menampilkan sepuluh film internasional terpilih dari ribuan kandidat.
Penulis sekaligus sutradara Wregas Bhanuteja mengatakan film ‘Para Perasuk’ ingin menampilkan tradisi kerasukan sebagai ruang kebahagiaan masyarakat setempat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pendekatan tersebut dihadirkan untuk melepaskan beban psikologis keseharian melalui sudut pandang humanis yang dekat dengan pengalaman sosial kolektif.
Setelah ‘Penyalin Cahaya’ dan ‘Budi Pekerti’, film ini menjadi karya panjang ketiga Wregas bergenre drama supranatural. Cerita memadukan unsur fantasi, psikologis, serta lintas seni dengan skenario ditulis bersama Alicia Angelina dan Defi Mahendra.
“Film ini saya buat dengan maksud untuk membalikkan perspektif dimana biasanya kerasukan dipakai untuk menakut-nakuti. Film ini dihadirkan dengan humanis dan memperlihatkan sisi kemanusiaan dari orang-orang yang terlibat dalam pesta kerasukan,” ucapnya.
Ia menjelaskan, latar cerita film bersifat fiktif meski tradisi kerasukan nyata dijumpai luas di berbagai daerah bahkan dunia. Menurutnya kondisi tersebut membuat kisah ‘Para Perasuk’ relevan universal serta dapat dinikmati penonton manapun dari berbagai latar.
‘Para Perasuk’ mengikuti kisah Bayu, pemuda desa Latas yang bercita-cita menjadi perasuk andal. Tradisi pesta kerasukan di desa tersebut menjadi ritual turun-temurun sekaligus hiburan masyarakat pinggiran kota kecil.
Konflik muncul ketika mata air suci desa terancam, mendorong Bayu memimpin pesta penggalangan dana besar. Perjalanan tersebut membuatnya menyadari ambisi pribadi tidak cukup menyelamatkan desa dan jati dirinya sendiri.
“Di film ini, saya dituntut untuk menampilkan sisi yang sebelumnya belum pernah saya eksplorasi. Berkolaborasi bersama jajaran pemeran lain yang juga memberikan dedikasi mereka untuk menampilkan yang terbaik,” ujar pemeran utama ‘Para Perasuk’ yang memerankan karakter Bayu, Angga Yunanda.
Angga mengatakan, bekerja sama kembali dengan Wregas memerankan Bayu di film ‘Para Perasuk’ membuka perjalanan baru eksplorasi keaktoran. Menurutnya, kolaborasi bersama jajaran pemeran berdedikasi menampilkan terbaik film ini menjadi pengalaman berharga bermakna bagi proses kreatif.
Sebelum Sundance, ‘Para Perasuk’ juga meraih ‘CJ ENM Award’ di ‘Asian Project Market BIFF 2024’. Film ini kembali menegaskan rekam jejak Wregas setelah film pendeknya yang juga berkompetisi di Sundance pada tahun 2020.(*)
