46 Ribu Warga Bener Meriah Terisolasi Pascabanjir Bandang
Font Terkecil
Font Terbesar
Akses Jalan Terputus Total, Distribusi Logistik Darurat Lewat Udara
Aceh: Lebih dari satu pekan setelah dihantam bencana alam dahsyat, sebanyak 46.611 jiwa penduduk di Kabupaten Bener Meriah, Aceh, dilaporkan masih berada dalam kondisi terisolasi. Bencana banjir bandang dan tanah longsor telah memutus akses transportasi darat secara total, menghambat upaya penyelamatan dan penyaluran bantuan kemanusiaan.
Putusnya jalur utama menuju dan antarwilayah terdampak telah menciptakan krisis logistik bagi ribuan keluarga. Data dari Pemerintah Provinsi Aceh menunjukkan, enam kecamatan mengalami kesulitan akses yang parah karena terputusnya koneksi jalan vital.
Wilayah terdampak tersebut meliputi
23 desa di Kecamatan Pintu Rime Gayo (17.138 jiwa)
10 desa di Gajah Putih (10.396 jiwa)
15 desa di Mesidah (6.325 jiwa)
Kecamatan Syiah Utama, Permata, dan Timang Gajah juga mengalami kondisi serupa.
Logistik Menipis, Penyaluran Bantuan Mendesak
Kondisi isolasi ini menimbulkan kekhawatiran serius terkait ketersediaan kebutuhan dasar di wilayah terdampak. Laporan menyebutkan bahwa pasokan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan vital seperti susu bayi serta selimut, mulai menipis secara signifikan di beberapa lokasi.
Pemerintah daerah bersama tim gabungan, yang terdiri dari TNI, Polri, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terus berupaya keras menjangkau para korban.
Upaya penyaluran bantuan, yang idealnya dilakukan melalui jalur darat, kini menghadapi tantangan ekstrem. Bahkan, di beberapa titik, warga terpaksa berjalan kaki sambil memikul logistik menuju desa mereka.
Akses yang terputus total mencakup ruas jalan vital yang menghubungkan Bener Meriah dengan Aceh Utara dan Bireuen, khususnya melalui jalur KKA. Guna mengatasi tantangan ini, solusi alternatif telah diambil.
Sumber resmi Pemerintah Provinsi Aceh menyatakan, "Penyaluran logistik yang paling mendesak kini dialihkan melalui jalur udara, memanfaatkan helikopter dan pesawat yang beroperasi dari Bandara Rembele. Hal ini dilakukan untuk memastikan bantuan segera tiba di tengah-tengah keterbatasan akses darat yang ada."
Pemulihan Akses Jadi Prioritas Utama
Selain distribusi bantuan, tim gabungan saat ini memfokuskan upaya pada pemulihan jalur akses utama. Pengerjaan jembatan darurat (Bailey) dan pembersihan material longsor terus dikebut.
Tumpukan pohon dan lumpur tebal yang menghambat jalan menjadi fokus utama agar jalur transportasi dapat segera berfungsi kembali.
Prioritas utama pemerintah adalah menjamin keselamatan warga dan memastikan bahwa seluruh wilayah yang terdampak dapat dijangkau tanpa penundaan.
Upaya pemulihan ini diharapkan dapat mengakhiri status isolasi yang telah berlangsung lebih dari sepekan di Bener Meriah.(*)

