Headline News

Petaka Duka Pendidikan Kembali Terjadi di Karawang, Seorang Siswi Dibully Orang Tua Lapor Polisi

 Karawang : Kembali terjadi petaka di dunia pendidikan dan hal tersebut mematik kemelasan sejumlah wali murid karena mengkhawatirkan peristiwa serupa karena bisa saja bakal menimpa anak-anaknya di kemudian hari, jika saja tidak ada pencegahan sejak dini misal dengan sosialisasi oleh pihak terkait bisa disebut pembiaran atau dianggap terlalu dan tergolong lalai dalam pengawasan dalam lingkungan sekolah.


Peristiwa yang telah ada dan kembali terjadi, itu merupakan alarm penting bagi Disdikpora dan Kantor Kemenag Kabupaten Karawang.

Jangan abaikan pula, bisa saja satu peristiwa bullying atau kejadian darurat telah terjadi di dunia pendidikan Karawang namun belum diungkapkan ke publik karena sejumlah pertimbangan dari orang tua atau pihak terkait lainnya (27/11/25).
Foto : Korban Bully Di Karawang

Telah terjadi seorang siswi kelas 6 SD negeri di Kecamatan Tirtajaya, Karawang berinisial NER menjadi korban perundungan atau bullying. Kasus ini sudah dilaporkan ke pihak kepolisian sejak 10 November 2025 kemarin.

"Iya, masalah ini sebenarnya udah lapor ke Polres PPA (Perlindungan, Perempuan dan Anak) dari awal kejadian, dan baru kmren SP2HP (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan)," ungkap ibu korban, Rizka Puspitasari, kepada kumparan, Rabu (26/11).

Kanit PPA Polres Karawang, Ipda Rita Zahara, membenarkan jika kasus bullying tersebut sudah dilaporkan. Saat ini, pihaknya akan memanggil korban beserta saksi-saksi terkait di kasus tersebut.

"Kami baru mau periksa korban dan saksi saksi," ungkap Rita.

Sementara, Kasi Humas Polres Karawang, Ipda Cep Wildan, menyebut kondisi korban secara psikis masih mengalami trauma, pihaknya tidak langsung melakukan pemanggilan sejak kasus ini dilaporkan.

"Iya, belum bisa (langsung) meriksa korban karena masih trauma dan tahap pemulihan," jelas Wildan.

Sebelumnya, ibu korban, Rizka Puspitasari (36), menuturkan, berdasarkan pengakuan anaknya, aksi memilukan itu terjadi di dalam kelas pada 6 November 2025. Awalnya terduga pelaku—seorang siswa laki-laki, meminjam kipas mini kepada korban, namun korban menolak.

Merasa kesal, siswa tersebut menjambak kerudung korban hingga tiga kali dan mengeluarkan kata-kata kasar yang menghina orang tua korban.

"Ibu mana yang tidak hancur melihat anaknya diperlakukan seperti itu. Secara fisik terluka, secara psikis juga sangat terpukul," kata Rizka.

Aksi kasar pelaku tidak berhenti di lingkungan sekolah. Saat korban hendak pulang, pelaku kembali mengincar korban.

Siswa itu menabrakkan sepeda listrik ke arah perut korban, melempar batu hingga mengenai paha korban dan meludahi wajahnya. Korban berupaya membalas dengan meludah, namun hal itu justru membuat pelaku semakin beringas.

Siswa itu kemudian mengejar korban dengan niat memukul. Korban pun mencoba melarikan diri, namun terjatuh keras hingga mengakibatkan patah tulang di bagian tangan kanan.

"Iya tulang tangan kanan (patah), dilakukan tindakan op (di rumah sakit), sekarang lagi pemulihan (di rumah)," tutur Rizka (*)
Posting Komentar