Film Pangku Terbaik FFI 2025, Berikut Hasil Lengkapnya
Font Terkecil
Font Terbesar
Bogor: Panggung Festival Film Indonesia (FFI) 2025 menjadi saksi atas penobatan sebuah karya yang menghadirkan narasi sosial yang kuat dengan sentuhan sinematik yang memukau. Film "Pangku", debut penyutradaraan Reza Rahadian untuk film panjang, berhasil meraih penghargaan tertinggi sebagai Film Cerita Panjang Terbaik.
Kemenangan ini menegaskan posisi "Pangku" bukan sekadar tontonan, tetapi juga sebuah pernyataan sinema yang mendalam tentang perjuangan perempuan.
"Pangku" membawa penonton menyelami kerasnya realitas kehidupan di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa, berpusat pada kisah Sartika (diperankan oleh Claresta Taufan), seorang ibu muda yang tengah berjuang membesarkan anaknya, Bayu. Melarikan diri dari masa lalu demi mencari penghidupan yang lebih baik.
Film ini secara deskriptif menyajikan dilema moral dan tekanan ekonomi yang menghimpit Sartika. Ia dipaksa memilih antara harga diri atau kelangsungan hidup anaknya, bekerja sebagai pelayan yang menyuguhkan kopi sambil memangku pelanggan. Dalam balutan cerita yang menyentuh dan humanis, narasi "Pangku" secara lugas menyoroti isu eksploitasi dan perjuangan ibu tunggal di tengah keterbatasan sosial-ekonomi.
Kemenangan "Pangku" di FFI 2025 tidak hanya terbatas pada kategori Film Terbaik. Secara keseluruhan, film yang diproduksi oleh Gambar Gerak ini memboyong total empat Piala Citra, meliputi:
• Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik untuk Christine Hakim yang berhasil membawakan karakter Bu Maya.
• Penulis Skenario Asli Terbaik yang diterima oleh Reza Rahadian bersama Felix K. Nesi.
Advertisement
• Pengarah Artistik Terbaik untuk Eros Eflin.
Momen haru tak terhindarkan saat Reza Rahadian menerima penghargaan tersebut, air mata menitik sebagai simbol pengakuan atas kerja keras tim dan juga penghormatan kepada ibunya.
Kemenangan "Pangku" bukan hanya pencapaian personal bagi Reza Rahadian sebagai sutradara, melainkan juga sebuah penanda bahwa sinema Indonesia semakin berani mengangkat isu-isu sosial yang nyata dan berat dengan kualitas produksi yang mumpuni.(*)

