Hari ini
Cuaca 0oC
BREAKING NEWS

PKB akan Gelar Konferensi Pesantren Internasional 24-25 Juni

 Jakarta: Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berkomitmen untuk terus memberdayakan pesantren dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045. Salah satunya dengan menggelar Konferensi Internasional Transformasi Pesantren bertajuk “Pesantren Berkelas Menuju Indonesia Emas: Menyatukan Tradisi, Inovasi dan Kemandirian”.


Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, Saifullah Maksum (tengah) dan Anggota Komisi VIII DPR RI dari F-PKB, Maman Imanulhaq (kiri) saat jumpa pers di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (17/6/2025)

Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, Saifullah Maksum mengatakan, event ini akan digelar di Hotel Sahid Jakarta pada 24–25 Juni 2024 mendatang. PKB ingin pesantren dan para santrinya tidak hanya menjadi penonton di tengah perkembangan teknologi, tetap juga harus menjadi pemain aktif.

"Ini sebuah aktivitas yang merupakan realisasi komitmen besar PKB dalam menjaga, mendorong, dan mengembangkan pendidikan pesantren. Agar terus berkembang di tengah perubahan sosial yang sangat dahsyat," kata Saifullah di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (17/6/2025).

Ia mengatakan, melalui konfrensi ini PKB ingin memperkaya perspektif dan pengembangan pesantren di Tanah Air. Karenanya, selain dari dalam negeri, PKB turut mengundang pembicara master pendidikan dari Turki hingga Iran.

Adapun dari dalam negeri, akan hadir Menteri Agama Nasaruddin Umar hingga Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti. Selain itu, tentu pengasuh pesantren dari Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi.

Acara ini, menurutnya, diharapkan dapat menghadirkan transfer keilmuan dari perspektif Timur Tengah di bumi pendidikan Islam Indonesia. Ia menjelaskan, konfrensi itu dilatar belakangi adanya kerisauan dari PKB mengenai dogma pesantren yang condong tetap memelihara budaya lama.

"Jadi, walaupun pesantren eksis, pesantren perlu tanggap dalam mengambil perkembangan yang ada di bumi luar," ujar Saifullah. "Maka itu, kami laksanakan dengan tema besar, pesantren bergengsi menuju Indonesia emas, ini menggambarkan PKB mau seluruh pesantren berkelas," ujarnya.

Dengan konfrensi tersebut, ia ingin kesadaran kolektif terbangun di kalangan pengelola dan pemangku kepentingan pesantren. Yaitu, dengan memahami pentingnya transformasi pesantren agar lebih produktif melahirkan santri unggul.

Para pengasuh pesantren juga diharapkan mampu mengidentifikasi dan menganalisis tantangan yang dihadapi pesantren dalam kehidupan global. Serta merumuskan paradigma baru dan sistem pendidikan pesantren yang mengintegrasikan nilai keislaman, keindonesiaan, dan keilmuan dunia dalam satu sistem yang komprehensif.

Saifullah lantas mendorong terciptanya blueprint ekosistem ekonomi pesantren dengan pilar kewirausahaan, koperasi, dan pemanfaatan platform digital. Serta konsolidasi modal upaya pesantren yang berkarakter jangka panjang dan berkelanjutan.

"Pesantren dulu pernah punya legasi, punya pengalaman ikut jadi pemasok perubahan era prakemerdekaan, kemerdekaan, sampai era pembangunan awal. Itu pesantren menjadi ikon perubahan di tengah-tengah masyarakat," katanya.

Perjuangkan Pembentukan Ditjen Pesantren

Sementara itu, Anggota Komisi VIII DPR RI dari F-PKB, Maman Imanulhaq, menyampaikan upaya PKB memberdayakan pesantren ke depan. Salah satunya melalui perjuangan pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di Kementerian Agama.

“Salah satu amanat dari undang-undang pesantren itu adalah mewujudkan kemandirian pesantren. Dan sebenarnya nilai utama yang dipakai atau diperjuangkan oleh pendiri pesantren adalah memang kemandirian," kata Maman.

Dulu, kata dia, ada semacam jarak bahwa pesantren tidak boleh mendapatkan bantuan dari negara atau pemerintah. Namun, saat ini negara harus hadir karena kontribusi pesantren sangat besar dalam pembangunan nasional, terutama dalam penguatan sumber daya manusia.

“Maka pada konteks Konferensi ini menuju pesantren yang berkelas kita ingin pesantren mendapatkan perhatian atau kehadiran negara. Sekaligus juga menunjukkan pesantren-pesantren yang sudah mandiri berbagi ilmu dan ide gagasannya kepada pesantren-pesantren yang baru tumbuh,” ucap Maman.

Ia juga menekankan pentingnya penguatan kelembagaan di Kementerian Agama untuk mendukung pesantren. Terutama melalui pembentukan Ditjen Pesantren yang kini masih dalam proses perjuangan legislasi.

Ada salah satu dirjen yang sedang perjuangkan Fraksi PKB di senayan. Terutama dari Komisi VIII DPR, yaitu Dirjen Pesantren.

"Nah Dirjen Pesantren ini masih belum bisa dibentuk karena kita masih membutuhkan empat direktur sehingga terwujud itu. Dan kita akan perjuangkan untuk Dirjen Pesantren ini anggaran sekitar 4,3 triliun lebih,” kata Maman.

Dengan dukungan kelembagaan yang kuat dan anggaran yang memadai, diharapkan dapat berbagi pengalaman. Serta penguatan kapasitas dengan pesantren yang sedang berkembang.

Maman berharap pesantren-pesantren yang telah memiliki unit usaha. Seperti, pertanian, UMKM, dan lainnya.

“Sehingga nanti pesantren yang punya unit usaha di berbagai lapisan seperti pertanian, lalu juga UMKM dan sebagainya. Itu bisa berbagi kepada pesantren-pesantren yang lain sehingga semua pesantren betul-betul bisa berdiri di atas kakinya sendiri,” ucapnya.(*)
Hide Ads Show Ads