Headline News

BNPB Minta Warga Waspadai Dampak Bibit Siklon 91S–93S

 Jakarta: Dua bibit siklon, yakni 91S dan 93S, terpantau muncul di wilayah Samudra Hindia dan berpotensi memicu cuaca ekstrem di sejumlah daerah. Kemunculan bibit siklon ini dapat meningkatkan intensitas hujan sedang hingga lebat serta menyebabkan kenaikan tinggi gelombang laut.

Foto ilustrasi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem lainnya. Imbauan ini disampaikan melalui akun Instagram resmi BNPB (@bnpb_indonesia), dikutip Jumat (12/12/2025).

BNPB meminta BPBD provinsi dan dinas terkait untuk mendampingi BPBD kabupaten/kota dalam menyiapkan langkah konkret menghadapi potensi cuaca ekstrem. Hal ini mencakup identifikasi risiko, pemantauan cuaca, penyebaran informasi peringatan dini, hingga kesiapsiagaan respons.

BNPB kemudian meminta daerah mengidentifikasi wilayah dengan catatan historis bencana seperti banjir, longsor, angin kencang, serta gelombang tinggi. Pemda juga diminta memeriksa indeks bahaya dan risiko melalui platform DIBI dan InaRisk.

Pemantauan harus dilakukan secara berkala dengan mengakses informasi cuaca dan peringatan dini dari berbagai portal resmi. Termasuk, situs siklon tropis BMKG.

BNPB juga menekankan pentingnya memastikan sensor dan sistem pemantauan banjir/longsor berfungsi optimal. Serta komunikasi Pusdalops tersambung baik dengan BMKG, PVMBG, BWS, dan komunitas pemantau lokal.

Distribusi informasi harus dilakukan secara tepat sasaran hingga tingkat desa/kelurahan. Khususnya untuk wilayah prioritas seperti Kalimantan Utara, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung.

Untuk potensi gelombang tinggi, peringatan harus disampaikan kepada komunitas maritim, nelayan, dan operator pelayaran. BNPB menyebut berbagai alat penyebaran informasi dapat digunakan, mulai dari HT, sirene, hingga kentongan.

Pemda diminta meningkatkan koordinasi, memastikan SOP Desa Tangguh Bencana (Destana) berjalan, mengecek jalur evakuasi serta lokasi pengungsian, dan menyiapkan dukungan bagi kelompok rentan. Termasuk penyandang disabilitas. Pemda juga perlu mengidentifikasi ketersediaan sumber daya sesuai rencana kontinjensi.

BNPB turut mengimbau agar warga melindungi aset, termasuk hewan ternak, dari potensi dampak cuaca ekstrem. Peralatan respons seperti perahu karet, pelampung, kendaraan operasional, dan perlengkapan evakuasi harus dipastikan dalam kondisi siap pakai.

Jika diperlukan, pemerintah daerah dapat menetapkan status keadaan darurat dan mengaktifkan pos komando penanganan bencana. Koordinasi dukungan dapat dilakukan melalui call center BNPB di 117.

Imbauan Kesiapsiagaan untuk Masyarakat

BNPB juga memberikan tips kesiapsiagaan, antara lain:

- Memangkas pohon rapuh di sekitar rumah
- Memeriksa struktur bangunan
- Menyimpan dokumen penting di tempat aman
- Menyiapkan tas siaga bencana untuk kebutuhan tiga hari
- Memantau informasi cuaca dari sumber resmi
- Segera bersiap evakuasi jika hujan lebat berlangsung lebih dari satu jam

Dengan potensi cuaca ekstrem yang meningkat akibat bibit siklon 91S dan 93S, BNPB menekankan pentingnya kewaspadaan dan respons cepat dari seluruh pihak. Guna meminimalkan risiko dan dampak bencana.(*)
Posting Komentar