Headline News

Makin Gila, Israel Melanggar Batas, Warga Gaza Kian Terjepit, Serangan Melonjak, 32 Warga Palestina Gugur dalam 24 Jam

 Karawang :;Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk menyusul manuver terbaru militer Israel yang dilaporkan telah melampaui batas yang disepakati, dikenal sebagai ‘garis kuning’, di Kota Gaza.(21/11/25).

Israel Melanggar Batas, Warga Gaza Kian Terjepit, Serangan Melonjak, 32 Warga Palestina Gugur dalam 24 Jam

Langkah ini terjadi bersamaan dengan peningkatan serangan yang menewaskan puluhan warga Palestina dalam kurun waktu 24 jam.

Pihak berwenang setempat melaporkan bahwa sejumlah keluarga Palestina kini dalam kondisi “terkepung” di Gaza utara, seiring militer Israel memosisikan ulang pasukannya lebih dalam ke wilayah kantong tersebut.

Tindakan ini dinilai melanggar kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat.

Kantor Media Pemerintah Gaza pada hari Kamis (waktu setempat) menyatakan bahwa pasukan dan tank Israel telah bergerak maju sekitar 300 meter melampaui garis kuning di timur Kota Gaza.

“Nasib banyak keluarga ini masih belum diketahui di tengah gempuran yang menargetkan area tersebut,” kata kantor media tersebut, menambahkan bahwa ekspansi garis kuning menunjukkan “pengabaian terang-terangan” terhadap kesepakatan gencatan senjata.

Garis kuning, yang tidak ditandai secara fisik, adalah batas tempat militer Israel memosisikan diri ketika perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku bulan lalu.

Garis ini telah memungkinkan Israel untuk mempertahankan kontrol atas lebih dari separuh wilayah pesisir.

Penduduk Merasa "Tergencet" di Wilayah Barat

Wartawan Al Jazeera, Hind Khoudary, melaporkan dari Kota Gaza pada Kamis (20/11), melihat tentara Israel memasang balok dan tanda kuning untuk mengidentifikasi batas penempatan baru, lebih jauh ke dalam lingkungan Shujayea di timur kota.

“Namun, keseluruhan batas belum ditandai, jadi banyak warga Palestina tidak tahu persis di mana lokasinya,” ungkap Khoudary.

“Dengan kemajuan terbaru di Shujayea, semakin banyak warga Palestina yang tidak dapat mencapai rumah mereka. Orang-orang mengatakan ini adalah sangkar, karena mereka didorong dan terjepit ke bagian barat Gaza.”

Militer Israel sendiri belum memberikan pernyataan publik mengenai laporan pelanggaran batas garis kuning.

Korban Sipil Terus Berjatuhan

Manuver ini terjadi di tengah lonjakan serangan Israel di seluruh Jalur Gaza, yang telah menaburkan ketakutan di wilayah yang luluh lantak akibat perang.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan pada Kamis pagi bahwa setidaknya 32 warga Palestina tewas dalam serangan Israel selama 24 jam terakhir, dan 88 lainnya terluka.

Tim medis melaporkan, serangan udara Israel yang menghantam sebuah rumah di Bani Suheila, timur Khan Younis, menewaskan tiga orang, termasuk seorang bayi perempuan, dan melukai 15 lainnya.

Sebuah analisis yang dilakukan oleh Al Jazeera mencatat bahwa Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata hampir 400 kali sejak mulai berlaku pada 10 Oktober.

Mohammed Hamdouna (36), seorang pengungsi Palestina, menyampaikan kekhawatiran mendalam kepada kantor berita AFP mengenai berlanjutnya pembunuhan harian akibat gempuran.

“Kami masih tinggal di tenda-tenda. Kota-kota menjadi puing, perbatasan masih ditutup, dan semua kebutuhan dasar kehidupan masih kurang,” ujarnya.

Lina Kuraz (33), warga lingkungan Tuffah di timur Kota Gaza, turut mencurahkan kegelisahannya kepada AFP tentang kemungkinan perang skala penuh dimulai lagi.

“Setiap kali kami mencoba mendapatkan kembali harapan, penembakan dimulai lagi,” kata Kuraz. “Kapan mimpi buruk ini akan berakhir?” (*)
Posting Komentar