Ini Ungkapan Dicky Chandra Hal Korupsi dan Disebut Bodoh
Tasikmalaya : Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Chandra, mengikuti Rapat koordinasi daerah (Rakorda) wilayah II, bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Ancol, Jakarta, Kamis (10/7/2025).
![]() |
Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Chandra bersama kepala daerah lainnya mengikuti Rakorda II bersama KPK, di Ancol Jakarta, Kamis 10 Juli 2025 (Foto : dok pribadi) |
Rakorda ini membahas tata kelola keuangan yang baik dan proporsional.
Diky yang mewakili Wali Kota Viman Alfaridzi, hadir bersama Ketua DPRD, Sekda, dan Inspektorat Kota Tasikmalaya. Termasuk kepala daerah wilayah II, Jabar, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, dan lainnya.
Ia mengatakan, banyak hal yang didapat dari Rakorda tersebut. Termasuk mendapat penjelasan dampak korupsi bagi masyarakat mulai dari kemiskinan, anak putus sekolah, dan kondisi lainnya yang dialami masyarakat.
“Tapi saya sendiri malah sedih. Saya hidup serba terbatas, berupaya jujur, dan mengandalkan yang halal. Saat ga punya uang disebut bodoh seolah yang pinter itu yang bisa korupsi tapi tidak ketahuan,” katanya.
Selain itu, kata dia kesadaran akan mengabdi jadi dianggap barang langka yang mungkin dianggap munafik. Metode dan pengolaan anggaran yang tidak dipahami masyarakat juga jadi hal yang membingungkan.
“Gegara korupsi dan pengetahuan soal tata kelola keuangan minim, lahir pandangan masyarakat bahwa pejabat “gampang cari uang”. Bahwa pejabat 'banyak uang", pejabat gaya hidupnya “Mewah ". Padahal tidak semua demikian, masih banyak yang memilih untuk berusaha hidup sesuai aturan. Walau akhirnya jadi terkucilkan,” katanya.
Yang pasti lanjut Diky, korupsi adalah kebiasaan bukan budaya. Karena kalau korupsi itu budaya, maka negara kita banyak budayawan.
“Itu kebiasaan yang bisa diubah, dengan tetap jujur dan menjalankan segalanya, sesuai aturan,” ucapnya (*)