Pusat Komando: AS Tolak Klaim Ada Pangkalan Militer Dekat Gaza
Font Terkecil
Font Terbesar
Karawang : Militer Amerika Serikat (AS) secara tegas membantah laporan media yang menyebutkan rencana pembangunan pangkalan militer senilai $500 juta di dekat Jalur Gaza.
![]() |
| Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, tengah, mendengarkan personel militer saat ia mengunjungi Pusat Koordinasi Sipil-Militer di Israel selatan (Foto : AFP) |
Penyangkalan ini sekaligus menekankan bahwa tidak ada pasukan Amerika yang akan dikerahkan ke wilayah tersebut sebagai bagian dari upaya berkelanjutan mendukung gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Pusat Komando AS (CENTCOM) pada hari Rabu (12/11) waktu setempat, menolak klaim yang muncul di beberapa media mengenai Pentagon yang diduga tengah bersiap mendirikan instalasi besar untuk mengawasi stabilisasi dan rekonstruksi pascaperang di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Penjelasan CENTCOM dan Penolakan Keras
Klaim pangkalan militer ini pertama kali muncul pada hari Selasa dari beberapa media Israel, seperti Ynet dan Shomrim, mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya.
Laporan itu menuduh AS bersiap membangun fasilitas senilai $500 juta dekat perbatasan Gaza, yang konon dapat menampung 10.000 personel, termasuk tentara Amerika. CENTCOM dengan cepat menanggapi dan menepis klaim tersebut.
Kapten Tim Hawkins, juru bicara CENTCOM, menyampaikan bantahan resmi dalam sebuah pernyataan hari Rabu.
“Laporan mengenai pendirian pangkalan militer AS di dekat Gaza tidak akurat,” kata Kapten Tim Hawkins. “Agar jelas, tidak ada pasukan AS yang akan dikerahkan ke Gaza. Setiap laporan yang menyatakan sebaliknya adalah salah.”
Rumor Pangkalan Sementara dan Klarifikasi dari Gedung Putih
Kisah ini diperumit oleh laporan terpisah dari Bloomberg News pada hari Selasa, yang menyebutkan bahwa Angkatan Laut AS telah menyebarkan Request for Information (Permintaan Informasi/RFI) mengenai potensi pangkalan sementara di dekat Gaza.
Dokumen internal tersebut mencari perkiraan biaya untuk "pangkalan operasi militer yang mandiri dan mampu mendukung 10.000 personel dan menyediakan ruang kantor seluas 10.000 kaki persegi untuk periode 12 bulan."
Bloomberg menekankan bahwa RFI ini bukanlah permintaan resmi untuk penawaran, dan fasilitas yang diusulkan belum tentu akan menampung pasukan AS.
Menanggapi laporan Bloomberg, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, memberikan klarifikasi pada hari Selasa(11/11)
“Kisah ini didasarkan pada selembar kertas tunggal yang diproduksi oleh orang-orang acak di dalam militer,” kata Karoline Leavitt. “Rencana semacam itu belum dipertimbangkan atau disetujui oleh tingkat tertinggi pemerintah Amerika Serikat dan tidak boleh dianggap sebagai rencana resmi di Timur Tengah.”
Peran AS: Logistik dan Koordinasi, Bukan Tempur
AS telah memainkan peran diplomatik utama dalam mengamankan dan menjaga gencatan senjata, bekerja sama dengan mitra regional untuk mencegah permusuhan baru. Saran apa pun tentang kehadiran militer Amerika permanen di dekat Gaza dapat memicu ketegangan regional dan menarik reaksi politik.
Saat ini, sekitar 200 tentara AS ditempatkan di Israel sebagai bagian dari Pusat Koordinasi Sipil-Militer (Civil-Military Coordination Center / CMCC) yang baru didirikan.
CMCC mengoordinasikan bantuan kemanusiaan dan keamanan internasional ke Gaza serta memantau kepatuhan terhadap perjanjian gencatan senjata. Para pejabat menekankan bahwa kehadiran ini bersifat sementara dan fokus utamanya adalah pada koordinasi dan dukungan logistik, bukan operasi tempur.
Pemerintahan Trump menekankan perannya akan tetap bersifat penasihat dan logistik, bukan militer di lapangan, untuk menyeimbangkan dukungannya terhadap Israel dengan kekhawatiran kemanusiaan bagi warga Palestina.
Langkah Selanjutnya
AS diperkirakan akan terus mengoordinasikan bantuan internasional dan memberikan saran kepada mitra mengenai pengaturan keamanan di Gaza tanpa mengerahkan pasukan tempur. Meskipun perencanaan untuk upaya stabilisasi multinasional terus berlanjut, para pejabat Amerika telah menegaskan kembali bahwa militer AS tidak akan mendirikan atau mengoperasikan pangkalan di dekat Gaza.(*)

