Hari ini
Cuaca 0oC
BREAKING NEWS

BPS: 23,85 Juta Penduduk Indonesia Masih Miskin

 Jakarta: Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025, menunjukkan jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 23,85 juta orang. Survei dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) di 514 ribu kabupaten/kota di 38 provinsi dengan 345 ribu responden rumah tangga.

BPS: 23,85 Juta Penduduk Indonesia Masih Miskin

"Jumlah penduduk miskin pada Maret 2025, turun 200 ribu orang dibandingkan September 2024, atau 8,47 persen dari total jumlah populasi. Penurunannya 1,4 persen poin dibandingkan September 2024," kata Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono dalam keterangan pers, Jumat (25/7/2025).

Menurut Ateng, masih terjadi disparitas yang lebar antara tingkat kemiskinan di perkotaan dan di pedesaan. Tingkat kemiskinan di perkotaan sebesar 6,73 persen, sedangkan di pedesaan sebesar 11,03 persen.

"Namun tingkat kemiskinan pada Maret 2025, merupakan yang terendah sejak dua dekade terakhir. Terjadi trend penurunan tingkat kemiskinan di Indonesia pada periode September 2020 ke Maret 2025, terutama di pedesaan," ucap Ateng.

Berdasarkan hasil survei BPS, penurunan kemiskinan pada Maret 2025 terjadi di semua provinsi di Indonesia. Penurunan terbesar di wilayah Bali dan Nusa Tenggara dari 12,15 persen pada September 2024 menjadi 11,93 persen pada Maret 2025.

Jumlah penduduk miskin terbesar ada di Pulau Jawa sebanyak 12,56 juta orang atau 52,66 persen dari total penduduk miskin. Sedangkan yang paling sedikit jumlah penduduk miskinnya adalah Pulau Kalimantan sebanyak 890 ribu orang.

Dalam Susenas Maret 2025, BPS juga mencatat jumlah penduduk miskin ekstrim. "Inpres Nomor 8 Tahun 2025, mengamanatkan BPS menghitung capaian pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrim," ujar Ateng.

Penghitungan kemiskinan ekstrim masih mengacu pada ketentuan Bank Dunia tahun 2017. Yaitu penduduk yang pendapatan per kapita per harinya di bawah USD2,15. 

"Hasilnya, Maret 2025 jumlah penduduk miskin ekstrim sebanyak 2,38 juta orang, turun 400 ribu orang dibandingkan September 2024. Secara tahunan, sejak Maret 2024 penduduk miskin ekstrim berkurang 1,18 juta orang," kata Ateng.

Sementara itu, ketimpangan tingkat pengeluaran yang dihitung dengan Rasio Gini, tercatat 0,375 pada Maret 2025. Rasionya turun 0,006 poin dibandingkan September 2024, dengan catatan ketimpangan di perkotaan lebih tinggi dibandingkan di pedesaan.(*)
Hide Ads Show Ads